rss
twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

TEMA MADING

LPJ Lanjutan tanggal 28 januari 2010

Rabu, 06 Januari 2010

Agrobisnis 2010 mencari bentuk Peluang usaha pertanian tunggu optimalisasi program 100 hari

http://bataviase.co.id/content/agrobisnis-2010-mencari-bentuk-peluang-usaha-pertanian-tunggu-optimalisasi-program-100-hari

Agrobisnis 2010 mencari bentuk Peluang usaha pertanian tunggu optimalisasi program 100 hari

OLEH BUSTANUL ARIFIN
Guru Besar Unila dan Professorial Fellow MB-IPB Prospek agrobisnis Indonesia 2010 akan ditentukan oleh keberhasilan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid-2 dalam mewujudkan rencana program 100 hari pemerintahan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boediono. bulan kedua pelantikan, pemerintah belum tampak melaksanakan tiga program besar yang dicanangkan pada 5 November 2009.
Tiga program itu adalah pengadaan lahan bagi pertanian, perkebunan, dan perikanan, perbaikan iklim investasi pertanian dan perikanan, dan kesinambungan swasembada pangan.

Program-program yang merupakan kristalisasi dari Pertemuan Nasional {National Summit) 2009 memang tidak sederhana.

Realisasi program tersebut mensyaratkan kesungguhan kerja para pembantu presiden dan aparat birokrasi lain menerjemahkan gagasan strategis menjadi operasional dan dapat dilaksanakan dalam rentang waktu yang sudah ditentukan.

Misalnya, rencana perubahan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 1998 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar. Jika ini belum dapat diselesaikan sampai akhir Januari 2010, maka sulit diharapkan iklim investasi dalam bidang agrobisnis akan dapat diperbaiki.

Demikian pula, apabila pemerintah tidak mampu mengubah PP No.46 Tahun 2002 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Bidang Pertanahan, maka akan sulit bagi sektor agrobisnis skala besar untuk melakukan investasi konkret dalam bidang agrobisnis pangan, perkebunan dan perikanan yang sangat prospektif tersebut.

Dalam kaitannya dengan investasi agrobisnis bidang pangan skala luas (food estate) yang direncanakan di beberapa tempat, seperti Merauke, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan mungkin di Kalimantan Tengah, saat ini yang diperlukan adalah kepastian acuan hukum dan kebijakan yang kondusif.

Apabila rencana penyusunan Peraturan Presiden (Perpres) yang melingkupi perbaikan iklim investasi tersebut tidak dapat diselesaikan, akan amat sulit bagi pelaku agrobisnis untuk berperan lebih banyak.

Pun jika Perpres itu dapat diselesaikan tepat waktu, tetapi tidak disusun secara hati-hati karena terlalu gegabah mengabaikan agrobisnis dan pertanian skala kecil, apalagi jika sampai menggusur, maka kinerja agrobisnis tahun 2010 tidak akan sesuai dengan perkiraan para analis selama ini.

Struktur agrobisnis akan menjadi lebih timpang, kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam tersingkirkan, dan Indonesia akan menuai bencana.Salah satu program 100 hari yang cukup penting dan akan menentukan prospek agrobisnis tahun 2010 adalah upaya mewujudkan swasembada berkelanjutan bagi pangan strategis beras, jagung, kedelai, gula dan daging.

Sebenarnya, pencapaian Indonesia dalam peningkatan produksi pangan strategis mungkin perlu diapresiasi,
sekalipun masih terdapat kontroversi statistik dan metode penghitungan.

Angka resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa produksi beras 2009 mencapai 62,6 juta ton gabah kering giling (GKG), atau meningkat 3,71% dari 60,3 juta ton produksi tahun 2008.

Produksi jagung 2009 sekitar 17 juta ton, terutama karena peningkatan luas panen di Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Utara, Lampung, dan Sumatera Utara.

Pada 2010, produksi jagung juga masih diperkirakan meningkat karena penggunaan benih unggul jagung hibrida semakin banyak.Peningkatan produksi Bersamaan dengan itu, peningkatan produksi jagung hibrida juga sekaligus mampu mendukung sektor peternakan karena industri pakan ternak ikut tumbuh pascastagnansi yang cukup serius pada puncak krisis ekonomi.

Produksi kedelai 2009 juga telah mendekati 701.000 ton biji kering, suatu peningkaian signifikan dibandingkan angka produksi 2008 yang hanya 590.000 ton.

Namun demikian, pada 2010 mendatang prospek produksi kedelai tetap menghadapi tantangan berat karena faktor internal ekonomi Indonesia. Saat ini agak sulit meyakinkan petani Indonesia untuk kembali menanam kedelai ketika tingkat permintaan terhadap kebutuhan pokok seperti beras dan komoditas bernilai tambah tinggi lain semakin meningkat.

Pada dekade 1980-an, Indonesia melaksanakan suatu program sistematis untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pala raja.

Namun demikian, peluang tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara baik di Indonesia. Produktivitas kedelai hanya 1 ,3 ton/ha atau setengah dari produktivitas kedelai di luar negeri, seperti di Brasil, Argentina dan Amerika Serikat.

Produksi gula tahun 2009 ini diperkirakan mencapai 2,84 juta ton sehingga tercapainya swasembada gula konsumsi masyarakat dapat tercapai. Definisi "gula konsumsi" sengaja digunakan oleh pemerintah untuk memperhalus pencapaian target swasembada, atau untuk membedakan dengan "gula industri", yang masih dilakukan oleh industri gula rafinasi mengandalkan bahan baku impor gula mentah.

Target swasembada gula konsumsi ini pun masih menghadapi tantangan karena tingkat konsumsi gula yang meningkat pesat. Saat ini konsumsi gula rata-rata di Indonesia mencapai lebih dari 12 kg per kapita per tahun, terutama karena pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan pendapatan masyarakat Indonesia.

Konsumsi gula industri diperkirakan sekitar 2,15 juta ton, terdiri dari 1.1 juta industri besar dan 1,05 juta ton industri kecil dan usaha kecil menengah (UKM) sehingga total konsumsi gula di Indonesia diperkirakan 4,85 juta ton atau lebih.

Produksi daging tahun 2009 tercatat 2,4 juta ton, dengan dominasi daging ayam ras pedaging yang demikian besar, yaitu 993.000 ton. Produksi daging sapi hanya 352.000 ton sehingga Indonesia tetap mengimpor sekitar 520 ekor sapi setiap tahun.

Sekali lagi, prospek agrobisnis 2010 akan sangat cerah apabila pemerintah mampu mengisi masa-masa kritis pada akhir 2009 dengan aktivitas produktif, pembahasan kebijakan di tingkat pusat dan daerah dapat lebih tenang dan dalam.

Dimensi politik dari kasus skandal Bank Century dan perseteruan kalangan penegak hukum di Indonesia mungkin masih cukup besar. Namun, kematangan dan kedewasaan berpikir dan bersikap para pemimpin bangsa ini akan menentukan kinerja agrobisnis dan perekonomian Indonesia, tidak saja pada 2010, tapi juga pada 5 tahun ke depan.

Masyarakat berharap pemerintah memberikan langkah konkret pemberian insentif pajak, akses permodalan dan informasi bagi pelaku agrobisnis yang akan melakukan investasi pada sektor pengolahan dan pemasaran di hilir untuk menaikkan nilai tambah {Added value) komoditas pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Logikanya, investasi di sektor hilir tersebut pasti akan menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja terampil dan berpendidikan tinggi.

Aktivitas ini akan menggairahkan ekonomi perdesaan tanpa harus bekerja keras membendung arus urbanisasi yang terkadang didominasi tenaga tidak terampil dan berpendidikan rendah.

Inilah esensi dari strategi pembangunan ekonomi yang lebih berkualitas dan lebih produktif yang mampu mengentaskan masyarakat dari kemiskinan.
Entitas terkaitAdded|Agrobisnis|Aktivitas|Amerika|Angka|Apabila|Argentina|Bersamaan|Bidang|Definisi|Dimensi|Indonesia|Januari|Kalimantan|Konsumsi|Masyarakat|National|Nomor|November|Peluang|Penertiban|Peningkatan|Perpres|PP|Produksi|Produktivitas|Realisasi|Salah|Sekali|Struktur|Sulawesi|Sumatera|Tahun|Target|Bank Century|IPB Prospek|Pendayagunaan Tanah|Peraturan Pemerintah|Peraturan Presiden|Pertemuan Nasional|Professorial Fellow|Sulawesi Tenggara|Wakil Presiden|Badan Pusat Statistik|Guru Besar Unila|Kabinet Indonesia Bersatu|OLEH BUSTANUL ARIFIN|Penerimaan Negara Bukan Pajak|Presiden Susilo Bambang Yudhoyono|
Ringkasan Artikel Ini
Dalam kaitannya dengan investasi agrobisnis bidang pangan skala luas (food estate) yang direncanakan di beberapa tempat, seperti Merauke, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan mungkin di Kalimantan Tengah, saat ini yang diperlukan adalah kepastian acuan hukum dan kebijakan yang kondusif. Struktur agrobisnis akan menjadi lebih timpang, kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam tersingkirkan, dan Indonesia akan menuai bencana.Salah satu program 100 hari yang cukup penting dan akan menentukan prospek agrobisnis tahun 2010 adalah upaya mewujudkan swasembada berkelanjutan bagi pangan strategis beras, jagung, kedelai, gula dan daging. Konsumsi gula industri diperkirakan sekitar 2,15 juta ton, terdiri dari 1.1 juta industri besar dan 1,05 juta ton industri kecil dan usaha kecil menengah (UKM) sehingga total konsumsi gula di Indonesia diperkirakan 4,85 juta ton atau lebih. Namun, kematangan dan kedewasaan berpikir dan bersikap para pemimpin bangsa ini akan menentukan kinerja agrobisnis dan perekonomian Indonesia, tidak saja pada 2010, tapi juga pada 5 tahun ke depan. Masyarakat berharap pemerintah memberikan langkah konkret pemberian insentif pajak, akses permodalan dan informasi bagi pelaku agrobisnis yang akan melakukan investasi pada sektor pengolahan dan pemasaran di hilir untuk menaikkan nilai tambah {Added value) komoditas pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan.

DAFTAR PELAKSANAAN KEGIATAN BE DEMA FAPERTA 2009/2010

Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Jum’at

Sabtu

Minggu

Oktober

1

2

32.3, 2.4

4

5

6

7

82.2

9

102.1

11

12

13

14

15

16

172.3

18

192.4

202.4

212.4

222.4

232.4

242.4

252.4

262.4

272.4

282.4

292.4, 3.1

302.4, 3.2

312.4

November

12.4

2

3

4

5

6

72.5

8

92.6

102.6

112.6

122.6

132.6

142.6, 2.3

152.6

16

17

18

19

20

212.7

22

23

24

25

26

27

282.1

29

30

Desember, 2009

1

2

3

4

51.1

61.1

- Penyuluhan ke Petani

7

8

9

10

11

122.3

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

Januari, 2010

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

Februari, 2010

11.2

21.2

31.2

41.2

51.2

61.2

71.2

81.2

91.2

101.2

111.2

121.2

131.2

141.2

15

16

17

18

19

20

21

22X1

23 X1

24 X1

25 X1

26 X1

27 X1

28 X1

29

30

31

Daftar kegiatan per Bidang :

Bidang 1

1. LDKM 2009 untuk angkatan 2008

2. Penerimaan iuran BE DEMA 2009

Bidang 2

1. Bedah Film

2. Kunjungan ke Balai Pelatihan UKM dan Mikro

3. Pertukaran Keilmuan

4. Dekan Cup

5. Mentoring Agama Islam

6. Menghimpun test TOFL

7. Sosialisasi SK Rektor Tentang DEMA dan UKMF

8. Mengeluarkan Album kompilasi

Bidang 3

1. Acara puncak Dies Natalis FAPERTA

2. Donor Darah

3. Penyuluhan ke Petani (Desember)

Bidang 4

All Bidang :

- LPJ BE DEMA Faperta